Kamis, 28 Mei 2009

POTENSI BISNIS

A. IDENTIFIKASI POTENSI BISNIS

Pengusaha haruslah mengenal potensi bisnisnya dengan baik agar dapat memenuhi dan melayaninya dan kemudian menguasaiya. Langkah awal dalam menjalankan bisnis adalah kita harus melakukan analisis terhadap potensi bisnis yang sering juga disebut ”ANALISA PASAR”. Dalam hal ini kita haruslah melakukan identifikasi terhadap pasar yang akan kita layani, potensi bisnis apa yang ada, seberapa luas potensi tersebut dan bagaimana mengembangkannya.

Sebuah pertanyaan yang dijadikan penuntun dari proses kegiatan analisa pasar atau analisa potensi bisnis ini sering diungkapkan dalam sebuah kalimat “What business are we in?” yaitu ingin mengtahui tentang kita ini bergerak dalam bidang apa.

Masing-masing jenis bisnis mempunyai kondisi dan luas pasar atau potensi yang berbeda-beda karena konsumen bagi masing-masing bisnis tentu saja berbeda. Contohnya, bisnis mobil pasarnya tentu orang-orang yang sudah memiliki pekerjaan dan sudah memiliki penghasilan.

Dengan mengetahui karakteristik pasar atau konsumen dari bisnis tersebut kita akan memperoleh petunjuk tentang bagaimana kita harus melayani konsumen dengan semakin baik mungkin. Semakin baik kita melayani konsumen semakin baik pula posisi kita dalam dunia bisnis.

Identifikasi pasar merupakan proses yang harus terus menerus dijalankan untuk mengetahui apa saja yang telah terjadi didalam transaksi bisnis sebelum, selama maupun sesudah terjadinya transaksi.

Proses identifikasi pasar tidak hanya dilakukan oleh pengusaha tetapi juga dilakukan oleh konsumen. Analisa ini merupakan upaya untuk mencari pengusaha yang menjual atau menawarkan produk/barang dan jasanya yang sesuai dengan kebutuhan dan selera konsumen. Dalam hal ini pelayanan dari pengusaha sangat mempengaruhi.

Dilain sisi pengusaha melakukan analisa pasar untuk menentukan siapa yang menjadi konsumennya dan seberapa besar permintaan terhadap produk yang ditawarkan. Identifikasi ini berpangkal pada kebutuhan konsumen yang beragam.

Dari proses analisa pasar tersebut akan ada peluang terjadinya transaksi jual beli dari keduanya yang dimulai dengan kontak atau pertemuan sehingga terjadilah proses komunikasi dari keduanya.

a. Pengertian Pasar

Dilihat dari segi ilmu ekonomi, pasar dipandang sebagai transaksi antara konsumen dengan produsen. Dan proses interaksi itu maka timbullah hubungan antara permintaan dan penawaran serta harga pasar yang berlaku. Harga pasar yang terjadi itu disebut HARGA EQUILIBRIUM. Interaksi antara permintaan dan penawaran ini akan menentukan luas dan sempitnya pasar atau potensi bisnis,serta harga pasar yang berlaku.

1. Permintaan

Permintaan merupakan jumlah barang dan jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga pada periode tertentu.

Hukum Permintaan ( law of demand ) :

jika harga naik maka permintaan barang/jasa akan turun, dan jika harga turin maka permintaannya akan naik”.

Dengan catatan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi dianggap ceteris paribus atau tetap dan tidak berubah.Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan antara lain; harga, pendapatan, harga barng lain yang berkaitan, selera konsimen, perkiraan.

2. Kurva Permintaan ( demand curve )

Kurva permintaan merupakan garis yang menggambarkan bagaimana jumlah barang yang diminta ketika harga berubah.

Kurva ini memiliki kemiringan negatif yaitu bergerak dari kiri atas ke kanan bawah.

3. Penawaran

Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat dijual oleh penjual.

Hukum Penawaran ( law of supply ) :

jika harga naik maka penawaran naik, dan jika harga turun maka penawaran turun “.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran antara lain; harga, teknik produksi, harga sumber produksi, perkiraan.

4. Kurva Penawaran ( supply curve )

Kurva penawaran merupakan garis uang menggambarkan bagaimana perubahan jumlah barang yang ditawarkan ketika harganya berubah.

Kurva penawaran memiliki kemiringan positif, artinya bergerak dari kiri bawah ke kanan atas.

5. Titik Keseimbangan / Titik Equilibrium

Titik ini merupakan titik potong antara kurva permintaan dengan kurva penawaran. Titik ini menunjukkan harga pasar yang disepakati yang disebut HARGA KESEIMBANGAN/TITIK EQUILIBRIUM.

Dilihat dari kaca mata bisnis, pasar adalah sekumpulan orang atau organisasi yang mempunyai kebutuhan dan keinginan yang mungkin sebagian dapat dipenuhi lewat transaksi jual beli.( WILLIAM G.NIKELS )

kedua tinjauan itu memiliki aspek-aspek yang sama yaitu :

a) Pasar terdiri dari kumpulan orang atau organisasi yang mempunyai kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda.

b) Orang-orang tersebut mempunyai kemampuan untuk berpartisipasi dalam melakukan transaksi jual beli baik sebagai penjual atau pembeli.

Jadi pengusaha harus mampu untuk mengukur besarnya potensi pasar terhadap produk yang ditawarkannya dan kemudian memperhitungkan apakah potensi pasar tersebut cukup luas untuk dilayani secara menguntungkan (ekonomi) atau tidak.

b. Tujuan Identifikasi Pasar

Tujuan Identifikasi pasar meliputi:

  1. Menentukan pasar apa yang sedang atau akan dilayani. Dapat diidentifikasi lewat penentuan kebutuhan apa dan siapa yang akan dilayani.
  2. Menentkan dimana lokasi tempat tinggal dari orang atau organisasi yang membutuhkan produk yang dipasarkannya.
  3. Seberapa luas jumlah potensi pasar serta estimasi pasar yang dilayaninya.
  4. Menentukan sifat-sifat dan karakteristik dari pasar tersebut.

Karakteristik pasar berupa kesenangan, kebiasaan, tradisi, gaya hidup, budaya, serta tujuan dalam pemenuhan kebutuhannya.

Tujuan pertama, kedua, ketiga akan menghasilkan gambaran tentang potensi serta estimasi luas pasar yang dilayaninya. Sedang tujuan keempat menggambarkan sifat-sifat pasar, pengelompokan/segmentasi pasar serta target pasar yang akan menjadi sasarannya.

c. Sifat-sifat Pasar

Bicara mengenai pasar tentu tidak akan terlepas dari orang-orang. Pada dasarnya manusia memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda. Jadi pasar memiliki sifat yang heterogen atau beragam. Tetapi meskipun heterogen masih bisa dibeda-bedakan kedalam kelompok-kelompok yang memiliki sifat yang sama atau homogen. Usaha untuk mengelompokkan pasar ini disebut SEGMENTASI PASAR “. Masing-masing kelompok yang homogen disebut segmen pasar atau sel pasar atau market cell.

Dengan segmentasi pasar ini maka pengusaha dapat melihat sifat-sifat dari segmen pasar tertentu yang berbeda satu sama lain,walaupun masih dalam satu cabang industri atau satu jenis produk tertentu. Pengusaha dapat mengkonsentrasikan dirinya pada salah satu segmen pasar tertentu saja, kemudian melayaninya secara sempurna daripada pesaing-pesaingnya.

Jika usahanya berhasil dia akan mendapatkan citra atau nama baik yang disebut “ PATRONAGE MOTIVI “ dari konsumen , sehingga dia akan menduduki posisi persaingan yang lebih baik ( COMPETITIVE ADVANTAGE ).

d. Potensi Pasar

Bisnisman menitik beratkan pada potensi pasar daripada konsumen pada saat ini beserta sifat-sifat yang dimiliki oleh potensi pasar. Dalam hal ini pasar atau potensi pasar merupakan fungsi dari struktur penduduk, kemampuan membeli, dan pola konsumsi.

STRUKTUR PENDUDUK, meliputi orang-orang atau organisasi yang melakukan pembelian untuk kebutuhan yang dapat dipisah-pisahkan menurut jenisnya (kelompok umur, enis kelamin, macam pekerjaan dsb) serta lokasi atau daerah geografisnya ( yogyakarta,jakarta dll).

KEMAMPUAN MEMBELI, merupakan cerminan dari besarnya penghasilan yang dimiliki oleh seseorang serta kemampuan untuk mendapatkan kredit dari bank, seperti penggunaan kartu kredit.

POLA KONSUMSI, merupakan cerminan dari perilaku konsumen terhadap pengeluaran yang dilakukan. Pola konsumsi sangat dipengaruhi oleh gaya hidup, sikap hidup,faktor psikologis, sosiologis maupun kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat setempat.

Analisa pasar harus mengidentifikasi kekuatan-kekuatan khusus ketiga faktor tersebut yang akan berlangsung pada setiap kondisi pasar. Kita harus dapat menentukan bentuk serta luas dari faktor-faktor tersebut dan kemudian memperkirakan trend perkembangan dimasa depan. Jika terjadi perubahan pada salah satu faktor akan mempengaruhi potensi pasarnya dan faktor lainnya, lebih-lebih dengan pesaing-pesaing yang menawarkan barang substitusi atau pengganti.

Potensi pasar dapat dihitung denan rumus:

M = N.U.P

M= Potensi pasar (market potential )

N= Jumlah penduduk yang memiliki kebutuhan akan produk tertentu(number of people)

U= Jumlah kebutuhan per orang (usage rate)

P= Harga rata-rata per unit produk (price)

e. Potensi Penjualan

Tiap-tiap perusahaan memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam melayani pasar. Kemampuan masing-masing perusahaan tercermin dalam bentuk bagian pasar (market share) perusahaan itu. Oleh karena itu potensi penjualan bagi masing-masing perusahaan dapat dihitung dengan :

P = M.S

P = Potensi penjualan

M = Potensi pasar

S = Market share ( persentase )

B. PENGUASAAN PASAR

Segmentasi pasar merupakan usaha untuk mengelompok-kelompokkan pasar dari pasar yang bersifat heterogen ke dalam bagian-bagian pasar yang memiliki sifat homogen. Pengusaha yang melakukan segmentasi pasar berusaha mengelompokkan konsumen ke dalam beberapa segmen yang secara relatif memiliki sift-sifat yang homogen dan kemudian memeperlakukan masing-masing segmen dengan cara/pelayanan yang berbeda-beda pula.

Segmentasi yang terlalu luas masih bersifat heterogen atau kurang homogen sehingga reaksi terhadap kegiatan bisnis pemasaran kita mungkin akan ditanggapi dengan cara yang masih berbeda oleh para konsumen sehingga hasil menjadi kurang efektif. Apabila terlalu sempit akan berakibat banyaknya segmen pasar yang memerlukan perlakuan yang berbeda pula, oleh karena itu tentu saja hal ini akan menuntut daya serta dana yang terlalu banyak sehingga akan tak terjangkau oleh sarana yang dimiliki perusahaan. Adapun syarat untuk melakukan segmentasi adalah sebagai berikut :

1. Tingkat kesamaan atau kepekatan yang relatif tinggi diantara sesama segmen sehingga akan memeberikan kemungkinan yang tinggi bahwa reaksinya akan sama terhadap perlakuan yang sama yang diperlukan kepada mereka. Contohnya segmen “pencari status”, mereka tidak akan tergiur dengan harga rendah karena mereka mementingkan mutu.

2. Tingkat kelainan (daya beda) yang relatif sangat tinggi dengan segmen yang lain. Konsumen harus dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok yang memiliki sifat yang berbeda-beda sehingga akan mempunyai reaksi yang berbeda pula terhadap perlakuan tertentu dari pengusaha kepadanya.

3. Jumlahnya haruslah cukup berarti. Hal ini bararti bahwa segmentasi harus cukup luas sehingga penguasaan terhadapnya akan cukup menguntungkan.

4. Haruslah bersifat operasional. Hal ini berarti bahwa segmentasi harus dapat membedakan masing-masing segmen. Perbedaan segmen inilah yang akan menjadi penuntun kita bagi pelaksanaan operasional dari perlakuan bisnis/pemasaran kita yang tentu saja harus kita bedakan untuk masing-masing segmen.

a. Jenis Strategi Pemasaran

Aspek operasional merupakan aspek terpenting dalam melaksanakan segmentasi. Supaya operasional berjalan pada umumnya haruslah dipergunakan segmentasi atas dasar demografis (kependudukan) seperti umur, jenis kelamin, penghasilan, daerah, dan sebagainya. Hal ini sangat berguna terutama dalam hal promosi dan distribusi. Adapun jenis-jenis dari strategi pemasaran antara lain :

1. Strategi satu sasaran (single target)

Yakni dengan memilih satu segmen yang dipandang paling potensial dan kemudian dijadikannya sebagai sasaran atau target untuk dilayaninya dengan marketing mixnya. Strategi ini disebut Cocentrated Marketing.

2. Strategi sasaran ganda ( multy targets)

Pengusaha memiliki dua atau lebih bahkan semua segmen untuk dilayaninya tetapi dengan cara pelayanan atau strategi yang berbeda terhadap segmen yang berbeda. Srategi ini disebut dengan Deferentiated Marketing.

3. Stategi kombinasi (combine targets)

Yakni dengan menyatukan beberapa segmen menjadi satu segmen yang luas sebagai sasarannya dan kemudian mengatur strategi untuk segmen pasar yang luas tersebut. Dasar dari hal ini adalah pertimbangan ongkos, skala produksi yang ekonomis, atau karena perusahaan tidak memiliki dana atau sarana produksi yang cukup untuk melayani masing-masing segmen dengan pelayanan atau strategi berbeda. Strategi ini disebut dengan Undiferentiated Marketing. Bahaya yang dapat muncul adalah pesaing akan melakukan segmentasi dan melayani tiap segmen dengan pelayanan yang lebih memuaskan dan akhirnya habislah bagian pasarnya itu karena akan dimakan oleh pesaing-pesaingnya.

Dengan melakukan strategi segmentasi pasar itu maka pengusaha akan dapat memiliki penguasaan pasar yang lebih baik dan posisi persaingan yang lebih baik pula sehingga berakibat perbedaan kurva permintaan untuk setiap segmen pasar. Semakin baik pengusaha dapat menguasai pasar dengan baik terhadap suatu segmen pasar tertentu maka kurva permintaannya akan semakin mendekati persaingan monopoli serta semakin inelastis kurva permintaannya. Pengusaha dapat menaikkan harganya tanpa mengalami penurunan volume penjualannya. Hal ini disebabkan karena pengusaha dapat memperoleh “patronage motive” dari para konsumen atau pembelinya yaitu kepercayaan dari konsumen terhadap mutu serta kepuasan terhadap produk beserta pelayanan bisnis dari perusahaan tersebut. Untuk menentukan strategi yang sebaiknya dipilih tergantung pada dua hal berikut ini, yaitu:

1. Jangkauan sarana produksi yang dimiliki perusahaan.

Semakin besar jangkauan atau kapasitas sarana yang dimilikinya akan semakin mampu perusahahan tersebut untuk melakukan segmentasi, dan sebaliknya semakin terbatas kemampuan akan cenderung untuk memilih concentrated atau undifferentiated marketing strategy.

2. Tingkat kesamaan dari masing-masing segmen pasar.

Semakin pekat atau semakin besar tingkat kesamaan yang terkandung pada masing-masing segmen akan menjamin keberhasilan dari strategi segmentasi atau differentiated marketing.

b. Dasar Segmentasi Pasar

Untuk menentukan target marketing sebaiknya kita memilih satu segmen pasar yang cukup potensial dan kemudian kita buat analisa pasar yang lebih terperinci tentang motif, kebutuhan, keinginan, sikap, tingkah laku, pengaruh kelompok, serta pengaruh kebudayaan yang mempengaruhi pembelian mereka. Agar lebih efektif, sebaiknya kita menggunakan alat tertentu untuk sasaran tertentu dan dengan alat yang lain untuk sasaran yang lain.

Kaitan antara dasar segmantasi dengan politik pemasaran dapat kita ketahui dengan dasar segmentasi geografis dan demografis, politik pemasaran yang dilakukan adalah distribusi dan promosi. Sedangkan dengan dasar segmentasi tingkah laku, gaya hidup, kebutuhan, kegunaan, pola konsumsi, kelompok social dan kebudayaan dapat digunakan politik pemasaran produk, harga, promosi dan distribusi.

Ada beberapa dimensi yang sering digunakan konsumen sebagai dasar segmentasi pasar, antara lain:

1. geografis

a. daerah : Yogya, Solo, Semarang, dlsb.

b. daerah administrasi : kota, desa, pinggiran kota, dlsb.

2. demografis

a. umur

b. jenis kelamin

c. jumlah anggota keluarga

d. siklus kehidupan keluarga

e. penghasilan

f. pekerjaan

g. pendidikan

h. agama

i. keturunan

3. gaya hidup (life style)

-modern, tradisional, kuno, profesional

4. status sosial

-pemimpin masyarakat, pendidik, golongan sosial menengah, tinggi, rendah,dlsb.

5. manfaat yang didambakan

-pelenyap sakit kepala, pemutih gigi, pencegah rusak gigi, pencegah keropos gigi, pelindung gusi,dlsb

6. pola konsumsi

-pecandu, pemborong

c. Sasaran Pasar

Target pasar yang menarik merupakan bagian yang utama bagi bisnisman. Agar berhasil, kita dapat menitikberatkan pada sebagian konsumen yang cukup luas dimana mereka itu bersedia untuk membayar pelayanan kebutuhan mereka tersebut. Sasaran pasar mengacu pada sekelompok orang tertentu yang memiliki sifat-sifat serupa, karena dengan seperti itu akan dapat mengenal kesamaan kebutuhan, keinginan, sikap, tingkah laku, gaya hidup, kelompok social serta kebudayaan mereka.

Faktor-faktor penentu pembelian:

1. faktor pribadi

2. faktor kelompok

3. faktor lingkungan sosial

4. faktor budaya

Ada beberapa pengusaha yang tidak atau belum mau membeda-bedakan pasar, pada umumnya hal ini disebabkan karena dua hal, yaitu:

1. Dasar orientasi masih pada orientasi produksi. Pengusaha beranggapan bahwa konsumenlah yang akan mencari produsen dan bukan berorientasi pasar

2. Pengusaha sebenarnya tahu akan adanya perbedaan pasar tersebut akan tetapi karena keterbatasan sarana yang dimilikinya maka dia tidak/belum memperlakukan pelayanan yang berbeda terhadap pasar yang berbeda.

Sedangkan keuntungan pengusaha jika mengenal perbedaan pasar adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui adanya kesempatan pasar yang terbuka yaitu jenis kebutuhan lain yang belum terpenuhi yang dimiliki oleh segmen pasar tertentu.

2. Mengarahkan kegiatan pada segman pasar tertentu yang lebih dapat dikuasai oleh kekuatan dan kelemahan perusahaan.

Pengusaha yang berorientasi produksi biasanya kurang luas dalam melihat pasarnya. Ia hanya melihat dari segi barang yang dijualnya. Agar lebih berkembang tentunya ia harus melihat pasar atau kebutuhan pangkalnya. Pasar kebutuhan pangkal adalah pasar yang lebih luas dari kebutuhan yang sejenis yang terangkai dengan produk yang dijualnya dan pengusaha dapat melayaninya dengan cara yang berbeda-beda.

Ada cara lain dalam upaya mencari kesempatan pasar/potensi pasar yang terbuka, antara lain:

1. kombinasi pasar-produk

2. generic product-generic market ( dimensi meluas)

3. market leakage (kebocoran pasar)

4. segmentasi pasar (dimensi menyempit)

C. KEWIRAUSAHAAN (ENTREPRENEUR)

Kewirausahaan adalah proses penciptaan nilai dengan mengumpulkan beberapa sumberdaya yang bersifat unik yang dimilik oleh seseorang untuk digunakan sebagai modal untuk mengambil kesempatan bisnis yang ada.

Orang yang memiliki jiwa wirausaha adalah orang yang memiliki karakteristik tertentu yang dapat digunakan sebagai modal dalam memulai bisnis baru selain dana yang dimilikinya.

a. Konsep Wirausaha

Pengertian dari wirausahawan adalah pengusaha yang mampu melihat peluang dengan mencari dana serta sumber daya lain yang diperlukan untuk menggarap peluang tersebut, berani menanggung resiko yng berkatan dengan pelaksanaan bisnis yang ditekuninya serta menjalankan usaha tersebut dengan rencana pertumbuhan dan ekspansi.

Wirausahawan dalam mendirikan usaha tersebut meletakkan dalam pemikirannya tentang bagaimana penegembangan usaha yang dijalankannya, tidak hanya asal memiliki suatu usaha. Walaupun pada awalnya usaha itu hanyalah usaha kecil, pertumbuhan dan perkembangannya dihasilkan dari visi dan aktivitas wirausaha.

b. Karakteristik Wirausahawan

1. Menurut Peter Drucker

a. Dorongan berprestasi.

Semua wirausahawan yang berhasil, memiliki keinginan besar untuk mencapai suatu prestasi.

b. Bekerja keras.

Sebagian besar wirausahawan mabuk kerja demi tercapainya sasaran yang diinginkan.

c. Memperhatikan kualitas.

Dalam mengangani dan mengawasi bisnisnya dilakukan wirausahawan sendiri.

d. Sangat bertanggung jawab.

Tangggung jawab atas usaha baik secara moral, legal, maupun mental yang tinggi merupakan karakter wirausahawan.

e. Berorientasi pada imbalan.

Wirausahawan mengharapakan imbalan dari prestasi, kerja keras, dan tanggungjawabnya yang tidak hanya uang tapi pengakuan dan penghormatan.

f. Optimis.

Semua waktu baik untuk bisnis dan segala sesuatu mungkin dilaksanakan adalah doktrin dari kehidupan wirausahawan.

g. Berorientasi pada hasil yang baik.

Wirausahawan ingin mencapai sukses yang menonjol dan menuntut segala hal yang first class.

h. Mampu mengorganisasikan orang atau masalah.

Wirausahawan mampu memadukan bagian-bagian dari uasahanya untuk mencapai hasil yang maksimal atau bisa disebut sebagai komandan yang berhasil.

i. Berorientasi pada uang.

Uang yang dihasilkan tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan saja, tetapi juga untuk melihat ukuran prestasi kerja dan keberhasilan.

2. Menurut J.A.Schumpeter

a. berambisi tinggi

b.energetic

c. bernafsu

d. percaya diri

e. kreatif dan inovatif

f. senang bergaul

g.pandai bergaul

h.fleksibel

i. hard working

j. berpandangan ke depan

k.netral (berani dalam resiko)

l. senang mandiri dan bebas

m. banyak inisiatif dan bertanggung jawab

n.optimistik

o. memandang kegagalan sebagai hal yang positif

p. selalu berorientasi laba

q.memperhitungkan dengan uang

r. gemar bersaing

3. Menurut DR.Suparman Sumahawijaya

a. Berwatak maju.

b.Bergairah dan mampu menggunakan daya gerak dirinya.

c. Berpandangan positif dan kreatif.

d. Selalu mengutamakan memberi dari pada meminta apalagi mengemis.

e. Ulet dan tekun.

f. Pandai bergaul.

g.Memelihara kepercayaan yang diberikan padanya.

h.Berkepribadian menyenangkan.

i. Selalu ingin meyakinkan diri sebelum bertindak.

j. Menolak setiap benih kebiasaan cara berpikir, bersikap dan berbuat negatif serta mengutamakan benih kebiasaan cara berpikir, bersikap dan berbuat positif.

k.Menghargai waktu.

l. Memelihara seni berbicara dan kesopanan.

m. Tidak ragu, khawatir akan persaingan.

n.Bersedia berkorban.

o. Tidak egois, serakah maupun rakus.

p.Setia dengan pemimpin (setia kawan).

q.Menghormati tata tertib.

r. Tidak berlebihan.

s. Tidak gila pangkat dan gelar.

t. Tidak gila kekuasaan.

u.Selalu teposliro.

v.Mengejar martabat dan kehormatan harga diri.

w. Menahan pembelian dan meningkatkan penjualan.

x.Mensyukuri dari hal yang kecil.

y.Beriman dan berbuat kebaikan.

c. Risiko Kewirausaan

Ada empat tipe risiko utama yang dihadapi oleh wirausahawan, yaitu :

1. Risiko kegagalan individu, karena terlalu cepat berharap akan hasil tanpa proses lama.

2. Risiko keuagan karena biaya, ksrena biaya awal yang sering membengkak dari rencana semula.

3. Risiko karir, karena meninggalkan pekerjaan semula untuk mencoba bisnis baru.

4. Risiko sosial dan keluarga, karena dalam tahap awal perhatian terhadap keluarga berkurang dan dicurahkan total pada bisnis yang sedang ditekuninya.

Wirausahawan harus cerdik dan mampu memilah masalah dalam kapasitas bisnis yang ditanganinya dalam menghadapi resiko tersebut. Selain itu, wirausahawan juga harus mengandalkan kemampuan berkreativitas serta inovasi untuk meminimalisasikan risiko tersebut.

Adapun sebab kegagalan dari usaha kecil yang sering dihadapi oleh wirausahawan antara lain:

1. Manajemen usaha yang tidak kompeten dan kurang berpengalaman.

Jika manajer tidak tahu bagaiman membuat keputusan bisnis yang mendasar maka usaha ini mempunyai kemungkinan kecil untuk sukses.

2. Kealpaan yang disebabkan oleh rendahnya komitmen manajenen terhadap waktu.

3. Sistim kontrol yang lemah.

Jika sistem kontrol tidak memberikan tanda tentang masalah yang akan muncul pada masa mendatang, manajer berada pada masalah serius.

4. Modal dan pendanaan yang tidak mencukupi.

Modal dan dana awal dari bisnis harus mencukupi untuk jangka waktu minimal enam bulan tanpa profit.

Kelemahan tersebut dapat diselesaikan dengan sifat mau dan mampu bekerja keras, kreatifitas yang cemerlang, berani mengambil resiko dan berusaha mengurangi kelemahan yang ada tanpa merasa putus asa terhadap apa yang dimiliki.

Faktor-faktor yang mengiringi langkah kesuksesan para wirausahawan dalam menekiuni bisnisnya antara lain:

  1. Usaha keras, motivasi, dan dedikasi.

Komitmen untuk sukses dan memiliki kemauan yang keras untuk menjadikannya terjadi harus dimiliki pemilik usaha kecil.

  1. Permintaan pasar terhadap produk atau jasa tersebut telah ada.

Analisis terhadap kondisi pasar dapat membantu wirausahawan dalam memprediksi kemungkinan diterimanya produk dan jasa mereka di dalam pasar.

  1. Kompetensi manajerial.

Peningkatan kompetensi melalui pelatihan, pengalaman atau kehlian orang lain perlu dilakukan wirausahawan.

  1. Kemujuran

D. BISNIS, USAHA KECIL DAN CARA MEMULAINYA

Usaha kecil adalah bisnis yang dimiliki sendiri oleh seseorang, tidak tergantung oleh orang lain dan melakukan operasional bisnisnya pada daerah tertentu degan bersaing secara adil dan tidak mendominasi bisnis yang ada. Ada tiga cara melakukan usaha kecil dan lazim dilakukan oleh orang yang hendak memasuki dunia usaha kecil yaitu:

  1. Mengambil alih usaha keluarga, diambil alih anaknya atau orang kepercayaan keluarga.
  2. Membeli usaha yang telah ada dengan melihat prospek usaha yang akan dimasuki.
  3. Mencipakan bisnis sendiri dengan mengembangkan ide serta melihat peluang bisnis yang ada.

a.. Kelebihan dan Kekurangan usaha kecil

Kelebihan dari usaha kecil yaitu:

  1. Memberikan kepuasan pribadi bagi pemiliknya untuk mengelola bisnis milik sendiri.
  2. Pemilik bisa mencurahkan bakat dan kemampuan untuk mengambil keputusan tanpa harus koordinasi orang lain.
  3. Kenaikan penghasilan yang diperoleh cukup besar.

Sedangkan kekurangan dari usaha kecil adalah biaya yang dikeluarkan pada investasi awal bisa hilang jika perusahaan tidak berkembang dan terus merugi, penghasilan yang tidak teratur dan pada awal pendirian tidak memperoleh laba sama sekali.

b. Memulai Usaha Kecil dengan Rencana Usaha

Perencanaan bisnis adalah dokumen tertulis menggambarkan bisnis barang dan jasa, prospek konsumen, tingkat persaingan, keuangan yang diperlukan dan aktivitas lain. Perencanaan ini sangat penting karena mengetahui seluruh permasalahan yang ada untuk dilakukan persiapan mengatasi masalah yang timbul. Fungsi dari perencanaan ini untuk membuat gambaran menyeluruh tentang bisnis.

c. Jenis usaha kecil di Indonesia

Secara umum usaha di katagorikan dalam dua sektor, yaitu manufaktur dan jasa. Adapun katagori usaha akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Manufaktur, misalnya pabrik roti, pengrajin rotan, pengrajin kayu, pembuatan kaos dan jaket, pengelasan besi, dan lain-lain.

2. Jasa yang meliputi bisnis jasa, jasa personal, jasa perbaikan, jasa hiburan, dan jasa penginapan.

3. Distributor menyangkut pedagang menengah dan pengecer dalam distribusi barang termasuk kebutuhan sehari-hari dalam jumlah besar.

4. Retail, yaitu usaha penjualan barang termasuk barang kebutuhan sehari-hari namun dipasarkan melaui jaringan toko dalam satu group.

5. Bisnis dalam usaha di rumah atau di luar rumah secara lepas.

Syarat awal melakukan bisnis adalah melakukan kesiapan mental dengan menyatukan antara tujuan hidup dan kesempatan bisnis yang ada di depan mata.

E. WARALABA

Waralaba atau franchise adalah suatu izin yang dijual pemilik usaha waralaba untuk memproduksi atau menjual produk sesuai spesifikasi bentuk dan kondisi. Keuntungan usaha waralaba dimiliki oleh pemilik usaha maupun pemegang lisensi. Pemegang lisensi menggunakan merk dan produk perusahaan yang memiliki posisi kuat di pasar, sehingga tidak perlu mengalokasikan biaya promosi membangun merk. Sedangkan kelemahan dari waralaba adalah :

1. Pemegang lisensi tidak bebas mengembngkan usaha sesuai keinginan .

2. Pemegang lisensi harus membayar ongkos lisensi dalam jumlah yang banyak.

3. Keterbatasan fasilitas diberikan pemilik usaha untuk pengembangan.

F. KEWIRAUSAHAAN GLOBAL

Globalisasi sudah menjadi lingkungan bisnis yang harus dijalani dan dilaksanakan seluruh pelaku bisnis kecil, menengah, maupun besar di Indonesia dan dunia. Wirausahawan harus memiliki jiwa inovasi, kreatif, dan berani menanggung risiko. Wirausahawan harus bertahan hidup dalam persaingan yang semakin kompleks dan berat. Seorang wirausahawan harus memiliki peran ganda yaitu :

1. Menjadi pengusaha yang memiliki visi global, bekerja pada rencana regional dan melaksanakan tugas secara lokal dan tepat.

2. Menjadi pemimpin yang memiliki misi dan komunikasi kepada anggotanya, memandang karyawan dari sisi manusiawi.

3. Menjadi pengelola bisnis menggunakan keunggulan pada inovasi dan kreativitas.

Kualitas wirausahawan global bermacam-macam, adapun urutannya adalah sebagai berikut:

1. Seorang yang berusaha.

2. Wirauasahawan biasa.

3. Wirausahawan yang dimiliki dan dimanfaatkan sebagai sumber internal perusaahan besar secara maksimal dan berjiwa pemimpin (intrapreneurship).

4. Ultrapreneurship (wirausahawan yang menggunakan keterampilan, intelektual sumberdaya secara sekaligus).

5. Ecopreneur (wirausahawan plus yang memandang atau berwawasan lingkungan).

Untuk mencapai kualitas puncak tidak dapat dilakukan secara langsung namun bertahap dan tidak memandang ukuran bisnis yang dijalankan. Yang terpanting adalah bagaimana seseorang itu mampu dan dapat memunculkan sikap entrepreneurship secara menyeluruh dalam setiap kegiatan bisnis yang dilaksanakan dengan melakukan continous improvement dalam dirinya untuk dapat bersaing dan bertahan dalam era global.